Friday, February 21, 2020

Perlahan atau cepat, dia akan menghampiri

Taqwa diantara cirinya menurut Allah dalam Ali Imran :17 adalah bersabar, jujur, tetap dalam ketaatan, menginfakkan hartanya, banyak istighfar saat sahur.

Tentang sabar. Sabar diperlukan dalam menjalankan perintahNya, menjauhi larangannya dan menerima takdir. Diantara takdir yang diberikan Allah bisa berupa musibah. Musibah bisa menjadi ujian, peringatan(teguran) maupun adzab. Sakit yang dialami seseorangpun demikian.

Pertama, sakit bisa karena seseorang melupakan nikmat berupa kesehatan dan waktu luangnya.

Kedua, sakit bisa merupakan ujian karena Allah ingin menjadikannya seseorang yang sabar. Menaikkan derajatnya, meraih pahala takterhingga karena kesabarannya. Allah sudah tahu kadar kemampuan seseorang. Allah tidak membebani melainkan sudah sesuai dengan kemampuan seseorang dalam menghadapi sakitnya. Laa yukallifullahu nafsan illa wus'aha.

Ketiga, musibah bisa juga karena adzab karena melupakan Allah. Kesyirikan, kesombongan, merasa menjadi terkuat takterkalahkan. Allah memerintahkan rasulullah bepergian melihat kehancuran orang-orang jaman dahulu yang mempersekutukan Allah (ArRuum: 42)

Diantara musibah, bisa berupa infeksi virus, seperti wabah corona. Makhluk-makhluk yang kecil berbentuk corona. Yang jenis terbaru makhluk corona tersebut bernama novel coronavirus (2019-nCoV) yang menjangkau hingga puluhan negara. Berawal di Wuhan (China) tersebar di Asia, pasifik, amerika hingga eropa. Ribuan nyawa sudah meninggal. Diawali dengan batuk, demam, lemas tubuh karena menempelnya di reseptor-reseptor saluran nafas dan lainnya. Jika memberat, seluruh tubuh semakin lemah perlahan namun progresif menjadi kematian.

Kasus lain.
Kematian tidak selalu sebuah suatu proses yang perlahan. Kematian juga bisa mendadak. Seorang muda aktiv berolahragapun bisa mengalaminya. Entah karena terkena serangan jantung maupun serangan otak (Stroke). Karena dua itulah penyebab seseorang meninggal mendadak. Jantung menyuplai darah ke seluruh tubuh termasuk otak. Otak menjadi pusat pengatur kesadaran.  Ketika terjadi gangguan berupa sumbatan, pecah, tekanan pada jalur bernama ARAS (ascending reticular activating system) di otak, kesadaran akan turun hingga terjadi kematian.

Karena itu benarlah  ketika seorang sahabat pernah bertanya pada Rasulullah. Sahabat minta bekal nasihat yang nanti dia tidak perlu tanya-tanya lagi ke orang lain. Jawab rasulullah,"Aamantu billah tsummastaqim"- berimanlah kepada Allah ta'ala kemudian istiqomahlah-. Istiqomah dalam kebaikan bisa berupa melakukan amalan-amalan yang mungkin kecil namun berkelanjutan.

Sehingga ketika saat kematian itu menghampiri, seseorang sudah mempunyai amalan. terlebih bila amalan itu bisa dilanjutkan oleh orang lain. Bisa menjadi amal sholeh, yang terus mengalir walaupun seseorang sudah meninggalkan dunia.

Wallahu a'lam


Mohammad Saiful Ardhi
jum'at 212 2020
alfath, kalibokor

No comments:

Post a Comment